Sabtu, 30 Juni 2012

senyawa kompleks

Senyawa Kompleks

Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion logam pusat dengan
satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan elektron bebasnya kepada ion
logam pusat. Donasi pasangan elektron ligan kepada ion logam pusat menghasilkan
ikatan kovalen koordinasi sehingga senyawa kompleks juga disebut senyawa koordinasi
(Cotton dan Wilkinson.1984 ).

Jadi semua senyawa kompleks atau senyawa koordinasi
adalah senyawa yang terjadi karena adanya ikatan kovalen koordinasi antara logam
transisi dengan satu atau lebih ligan (Sukardjo,1999).
Senyawa kompleks sangat berhubungan dengan asam dan basa lewis dimana asam lewis adalah senyawa yang dapat bertindak sebagai penerima pasangan bebas sedangkan basa lewis adalah senyawa yang
bertindak sebagai penyumbang pasangan elektron. (Shriver, D.F dkk. 1940 ).

Senyawa kompleks dapat diuraikan menjadi ion kompleks. Ion kompleks adalah
kompleks yang bermuatan positif atau bermuatan negative yang terdiri atas sebuah logam
atom pusat dan jumlah ligan yang mengelilingi logam atom pusat. Logam atom pusat
memiliki bilangan oksida nol, positif sedangkan ligan bisa bermuatan netral atau anion
pada umumnya. Beberapa contoh senyawa kompleks yaitu : ( Prakash,S dkk, 2000 )

- [Co3+,(NH3)6]3+ - [Ni0(CN)4]4-
- [Fe2+,(CN)6]4- - [Co+,(CO)4]3

Senyawa kompleks atau senyawa koordinasi telah berkembang pesat karena
senyawa ini memegang peranan penting dalam kehidupan manusia terutama karena
aplikasinya dalam berbagai bidang seperti dalam bidang kesehatan, farmasi, industri dan
lingkungan. Senyawa kompleks dalam industri sangat dibutuhkan terutama dalam katalis.
Dalam industri petrokimia kebutuhan katalis semakin meningkat karena setiap produk
petrokimia diubah menjadi senyawa kimia lainnya selalu dibutuhkan katalis, misalnya
pada reaksi hidrogenasi, karbonilasi, hidroformilasi (Gates, B, 1992 )

 Kompleks logam transisi dapat mengkatalis berbagai reaksi kimia seperti kompleks [PdCl2DFFM] yang
telah lama dipakai sebagi katalis untuk oksidasi stirena yaitu dalam pembentukan
senyawa olefin (Bull, 1995 )..
Dalam bidang kesehatan dan farmasi senyawa kompleks
sangat penting juga dalam berupa obat – obatan seperti vitamin B12 yang merupakan
senyawa kompleks antara kobalt dengan porfirin, hemoglobin yang berfungsi untuk
mengangkut oksigen. (Sukardjo, 1985 ).

1.Ligan
Ligan adalah suatu ion atau molekul yang memiliki sepasang elektron atau lebih yang
dapat disumbangkan. Ligan merupakan basa lewis yang dapat terkoordinasi pada ion
logam atau sebagai asam lewis membentuk senyawa kompleks. Ligan dapat berupa anion
atau molekul netral ( Cotton dan Wilkinson, 1984 ).
Jika suatu logam transisi berikatan secara kovalen koordinasi dengan satu atau lebih ligan maka akan membentuk suatu senyawa kompleks, dimana logam transisi tersebut berfungsi sebagai atom pusat. Logam
transisi memiliki orbital d yang belum terisi penuh yang bersifat asam lewis yang dapat
menerima pasangan elektron bebas yang bersifat basa lewis. Ligan pada senyawa
kompleks dikelompokkan berdasarkan jumlah elektron yang dapat disumbangkan pada
atom logam.

1.1 Ligan Monodentat
Ligan yang terkoordinasi ke atom logam melalui satu atom saja disebut ligan monodentat,
misalnya F-, Cl-, H2O dan CO (Jolly, 1991 ). Kebanyakan ligan adalah anion atau molekul netral yang merupakan donor elektron. Beberapa ligan monodentat yang umum adalah F-,
Cl-, Br-, CN-, NH3, H2O, CH3OH, dan OH-

1.2 Ligan Bidentat
Jika ligan tersebut terkoordinasi pada logam melalui dua atom disebut ligan
bidentat.Ligan ini terkenal diantara ligan polidentat. Ligan bidentat yang netral termasuk
diantaranya anion diamin, difosfin,

1.3 Ligan Polidentat
Ligan yang mengandung dua atau lebih atom, yang masing masing serempak membentuk
ikatan dua donor elektron kepada ion logam yang sama. Ligan ini sering disebut ligan
kelat karena ligan ini tampak nya mencengkeram kation di antara dua atau lebih atom
donor. Contohnya adalah bis-difenilfosfina-etana(I) (Cotton dan Wilkinson, 1984 ).

2. Logam Transisi
Unsur transisi adalah sebagai kelompok unsur mempunyai kulit – kulit d dan f yang terisi
sebagian. Unsur transisi adalah semua logam dan kebanyakan berupa logam keras yang
menghantar panas dan listrik yang baik. Logam tersebut membentuk banyak senyawaan
berwarna dan paramagnetik. Sifat dari unsur transisi adalah
  • logam, secara praktis semuanya keras, kuat, titik leleh tinggi, titik didih tinggi
    serta dapat menghantar panas dan listrik dengan baik,
  • Membentuk aliasi satu dengan yang lain dan dengan unsur - unsur mirip logam,
  • Banyak diantaranya cukup elektropositif untuk larut dalam asam mineral ,
    meskipun diantaranya mulia yaitu mempunyai potensial elektroda yang rendah
    sehingga tidak berpengaruh oleh asam yang sederhana, dengan sedikit
    perkecualian
  • unsur - unsur ini mempunyai valensi yang beragam dan ion-ion serta
    senyawaannya berwarna pada satu tingkat oksidasi kalau tidak bisa dikatakan
    semuanya, karena kulit yang terisi sebagian .
  • unsur-unsur ini membentuk paling sedikit beberapa senyawaan paramagnet (Cotton, F.A dan Wilkinson, G. 1989 ).
Senyawa yang unsur logam transisinya mempunyai bilangan oksidasi tinggi
cenderung agak kovalen, sedangkan yang bilangan oksidasinya lebih rendah cenderung
lebih ionik. Contohnya oksida - oksida Mn2O7 adalah senyawa kovalen yang berwujud
cair pada suhu kamar (mengkristal pada suhu 6oC ), tetapi Mn3O4 adalah senyawa ionik.
Oksida kovalen cenderung berupa anhidrida asam, sedangkan oksida ionik cenderung
basa. Unsur transisi memiliki bilangan oksidasi yang lebar karena orbital d yang terisi
sebagian dapat menerima atau mendonasi elektron dalam reaksi kimia ( Oxtoby, D.W
dkk, 2003 ).

Salah satunya logam transisi yaitu senyawa ferro yang terdiri dari besi (II) yang
biasanya berwarna hijau. Kebanyakan garam ferro mudah teroksidasi menjadi garam
ferri jika berada dalam atmospir oksigen. Beberapa senyawa ferro dan proses
pembuatannya adalah sebagai berikut ;

a. Ferro sulfat, FeSO4.7H2O dapat dibuat dengan cara melarutkan besi dengan asam
sulpat atau dengan atau dengan mengoksidasi pirit di udara.

b. Ferro klorida, FeCl2.4H2O dapat dibuat dengan melarutkan besi degnan asam
klorida sehingga dihasilkan kristal berwarna hijau pucat.

c. Ferro hidroksida, Fe(OH)2 bentuknya mendekati endapan putih yang diperoleh
dari adisi alkali dengan larutan ferro. Proses pengendapannya sangat cepat
menjadi hijau kotor dan akhirnya menjadi coklat karena teroksidasi oleh udara.

d. Ferro sulfide, FeS adalah kristal berwarna hitam yang dibuat dengan pemanasan
besi dengan sulfur. Itu digunakan untuk membuat hidrogen sulpida. Ferro sulfida
juga dapat dibuat dari reaksi antara in sulfide dengan garam ferro dalam larutan.

e. Ferro karbonat, FeCO3 terjadi secara alami sebagai mineral dan merupakan kristal
putih oleh reaksi antara ion karbonat dengan ion ferro dalam kondisi vakum.
Seperti kalsium karbonat, ferro karbonat juga larut dalam larutan asam. Air keras
sering terdiri dari ion ferro atau ion ferri (Pauling, L, 1964 )

Kebanyakan senyawaan Cu (I) cukup mudah teroksidasi menjadi Cu (II) , namun
oksidasi selanjutnya menjadi Cu(III) adalah sulit. Larutan Cu2+ dikenal baik dan sejumlah
garam dapat diperoleh dari Cu2+ dan diantaranya banyak larut dalam air.

Kobalt merupakan salah satu logam transisi dengan konfigurasi elektron 3d7yang dapat
membentuk kompleks. Kobalt yang relatif stabil berada sebagai Co(II) ataupun Co(III).
Namun dalam senyawa sederhana Co, Co (II) lebih stabil dari Co (III). Ion-ion Co2+ dan
ion terhidrasi [Co(H2O)6]2+ stabil dalam air. Kompleks kobalt dimungkinkan dapat
terbentuk dengan berbagai macam ligan (Soekarjo, 1999 ).
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar